Wednesday, January 13, 2010

WORK IS BEAUTIFUL !

MARIO TEGUH SUPER NOTE
PEKERJAAN ITU INDAH !


Sahabat saya yang telah memiliki semua kualitas yang dibutuhkannya untuk menjadi pribadi yang sepenuhnya sejahtera dan berbahagia,

Katakanlah ini seperti Anda menasehatkannya kepada seorang adik yang masih muda:


Adikku yang sedang bekerja keras menjadikan dirinya terpelajar dan ahli dalam ilmu dan pekerjaannya,

Aku mengundang hati baikmu untuk menyadari yang ini, bahwa

Sedikit sekali pemandangan yang lebih indah daripada orang-orang yang dengan gagah bekerja keras untuk menjadikan kehidupan orang lain lebih baik.

Dan ternyata, lebih sedikit lagi orang yang mampu melihat keindahan dalam kerja-keras yang mendatangkan perubahan baik, yang akan menjadikan dunia tempat bermain yang aman dan sehat bagi anak-anak kita, tempat bergaul dan bersahabat yang ramah bagi keluarga dan kerabat kita, dan menjadikan tanah air ini sebagai negeri yang indah dan yang membanggakan.

Perhatikanlah mereka yang bekerja keras bagi kebaikan kehidupan orang lain.

Merekalah pahlawan yang sebenarnya dalam kehidupan.

Mereka tidak risau apakah akan ada orang yang mengenali mereka sebagai pahlawan, atau akan ada orang yang menuliskan nama mereka dalam buku pelajaran sejarah anak cucu mereka di abad mendatang.

Mereka bahkan tidak menyadari bahwa keringat yang membasahi pakaian kerja mereka, adalah peluh yang sama indahnya di mata Tuhan dengan darah para syuhada, yang menggunakan dada mereka sebagai perisai untuk melindungi kedaulatan negeri dan kehormatan bangsanya.

Sedikit hal yang bisa menggantikan kerja keras yang tulus, dan istirahat dalam kesyukuran, dan penerimaan imbalan dengan penuh keharuan.

Maka marilah kita bekerja dengan tulus,
agar suci keringat yang membasahi kulit kita.

Marilah kita beristirahat dalam kesyukuran,
karena kita masih diijinkan bekerja, saat banyak saudara kita sedang merindukan pekerjaan yang belum tersedia bagi mereka.

Dan marilah kita menerima imbalan dari kerja keras kita dengan keharuan,
karena kita masih diijinkan untuk membiayai kehidupan diri dan keluarga yang kita cintai.

Apakah mungkin ada ke-sampai-hati-an di langit sana,
yang akan menahan kebaikan dari seseorang yang bekerja dengan tulus, beristirahat dengan bersyukur, dan menerima imbalan dengan haru?

Apakah Tuhan sampai hati membiarkan jiwa yang gagah dan indah hatinya seperti itu,
untuk berlama-lama dalam kelemahan dan kekurangan?

Apakah Tuhan akan membiarkan doa dan harapan jiwa yang memuliakan kehidupan seperti itu,
hilang dan menguap tanpa tercatat dan terjawab?

Apakah Tuhan yang dekatnya lebih dekat dari apa pun yang terdekat dari urat leher ini,
akan membiarkan tangisan hati yang setia kepada kebaikan keluarganya seperti ini,
… apakah Tuhan akan melambatkan jawaban?


Adikku yang kebahagiaannya sangat diperhatikan Tuhan,

Cintailah pekerjaanmu, karena pekerjaan adalah sarana pemuliaan kehidupanmu.

Jika tidak karena yang kau kerjakan, karena apakah engkau akan disejahterakan dan dibahagiakan?

Maka,

Cukupkanlah pengumuman bahwa engkau mencintai keluargamu.

Bekerjalah dengan tulus.

Jika engkau mencintai keluargamu, engkau akan bekerja dengan tulus.


Dan jika ada adikmu yang ke-keras-an kepalanya adalah untuk menolak kebaikan baginya, katakanlah ini kepadanya:

Engkau yang keras kepalanya adalah untuk kesulitannya sendiri, dengarlah ini dengan hatimu;

Apakah kau kira kesejahteraan dan kebahagiaan keluargamu dapat kau bangun dengan memperlakukan pekerjaanmu seperti tempat berlibur?

Apakah kau kira pekerjaanmu akan menjadi doamu,
jika engkau mengurangi hak mereka yang membayarmu,
mengurangi takaran dalam perniagaanmu,
berbohong untuk menutupi kebohonganmu,
menyalahkan orang lain untuk menyembunyikan kesalahanmu,
dan menggunakan nama Tuhan untuk memalsukan dosamu?

Apakah engkau menjadikan kehidupanmu sebagai doa yang tidak pantas didengar oleh Tuhan?


Maha suci Tuhan yang melindungi kita dari sifat-sifat buruk,

Adikku yang kebahagiaannya menjadi landasan dari semua doaku dan alasan bagi semua kerja keras ku,

Indahkanlah dirimu dalam pekerjaanmu.

Karena itulah yang akan menjadi pengharus bagi Tuhan untuk memindahkanmu ke pekerjaan yang indah, dari tempat yang tidak memuliakanmu.

Indahkanlah caramu dalam pekerjaanmu.

Karena itulah yang akan menjadikan pelebih takaran bagi imbalan yang kau terima.

Indahkanlah kesyukuran dan keharuan mu dalam menerima imbalan dari kerja kerasmu.

Karena itulah yang menjadi sebab bagi pemuliaanmu dalam tugas-tugas yang lebih besar.

Indahkanlah hatimu.

Karena itulah yang menjadikan Tuhan ikhlas menugaskanmu sebagai pengindah kehidupan sebanyak mungkin saudaramu.


Adikku,

Janganlah lagi engkau tertarik kepada apa pun yang tidak mengindahkan dirimu,
yang tidak mengindahkan pikiran dan perasaanmu,
dan pastikanlah engkau menjauhkan dirimu dari perilaku yang tidak mengindahkan namamu.

Indahkanlah nama mu, karena itu adalah cara untuk menjadikan nama mu berpendar dengan sinar dari nama Tuhan mu.

Dan itu hanya bisa kau bangun melalui pekerjaan yang memuliakan diri dan keluargamu.

Adikku yang berhak bagi tempat yang indah di surga,

Pekerjaan itu indah.

Janganlah engkau pernah lupakan itu.

………..


Sahabat saya yang hatinya subur bagi kebaikan,

Mudah-mudahan Super Note di atas dapat menemani istirahat Anda malam ini, dan menjadi pendamping bagi kerja keras Anda besok pagi.

Marilah kita memilihkan diri kita sebagai pemimpin bagi kehidupan berbangsa yang baik, yang jujur, dan yang amanah.

Semoga Tuhan menjadikan kita pribadi-pribadi teladan yang membangun kerinduan pada banyak jiwa untuk menjadi pribadi yang ikhlas hidup dalam kebaikan.

Dan dengannya, mudah-mudahan Tuhan menyejahterakan kita dengan kesehatan, keharmonisan, nama baik, dan harta yang memampukan kita untuk menjadi pemimpin yang memuliakan sesama.

Mohon disampaikan salam sayang untuk keluarga Anda tercinta, dari saya.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan suatu ketika nanti ya?

Loving you all as always,

--
KC. Gorontalo 162

.::Manusia-Manusia Gerobak::.

oleh Made Teddy Artiana, S. Kom

Malam itu jam di handphone sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, sementara aku dan istriku masih *on the way* *home*. Butiran gerimis kecil mulai nampak menghiasi kaca depan mobil kami. Sekitar dua ratus meter dari tikungan jalan menuju rumah, iring-iringan itupun tampak.

Dua kelompok "Manusia Gerobak". Seorang lelaki berada didepan, menarik gerobak, sementara seorang perempuan -yang nampaknya istrinya- berjalan dibelakang mengikutinya. Di dalam gerobak, tampaklah dua orang anak kecil tertidur lelap berselimutkan botol-botol plastik bekas. Sedangkan kelompok kedua, kelompok yang lain, agak berbeda. Seorang lelaki tetap berada didepan, sementara seorang anak kecil perempuan duduk diujung gerobak sambil bernyanyi-nyanyi kecil, didalam gerobak, seorang perempuan hamil tua nampak berbaring, bersama koran-koran bekas. Pemandangan yang sangat unik. Sangat menyentuh.


Segera setelah melewati mereka mobil kami sengaja menepi. Terdorong oleh naluri dan hobby photography, akupun meraih kamera yang memang hampir selalu menemaniku kemanapun aku pergi dan bergegas mengabadikan pemandangan tersebut. Dengan angle dan penerangan seadanya, gambar keduanya berhasil kudapatkan. Tapi sesuatu dihati ini berbisik, bahwa apa yang kulakukan masih belum cukup. Aku melewati mereka kembali untuk kedua kalinya, kini setelah berada dalam posisi sejajar, istriku menurunkan kaca dan memberikan mereka sesuatu.

(Aku tentunya tidak mau menjadi seorang pemenang Pulitzer, namun kemudian stress dan mati bunuh diri karena objek fotonya yang notabene adalah seorang bocah hitam ceking kelaparan, mati digerogoti Burung Bangkai, hanya karena ia lebih mengutamakan memotret ketimbang menolong bocah malang tersebut !!!)

"Terimakasih Eneng cantik !", teriak ibu dirombongan pertama hampir berbarengan dengan suaminya.

"Terimakasih tante", teriiak anak kecil dirombongan kedua dengan sumringah.

"Semoga banyak rejeki ya..", sapa ibunya yang tengah hamil tua, dari dalam gerobak, sambil tertawa riang.

Mendengar dan melihat kecerian mereka membuat aku merasa malu seketika itu juga. Baru saja kami menghadiri sebuah pentas luar biasa gemerlap, yang dihadiri oleh Agnes Monica. Dan kami nyaris BT karena tidak kebagian kursi.

Kemudian setelah itu, kami menyempatkan diri untuk makan malam di sebuah Mall yang menyediakan konsep "Makan di Bawah Langit Terbuka" di roof top mereka, inipun dengan gerutuan karena lamanya pesanan kami muncul didepan hidung ini, akibat pengunjung yang luar biasa ramai.

Betapa mudah, kegembiraan dan keceriaan hidup kita direnggut oleh sesuatu yang sebenarnya "remeh" dan "bukan persoalan hidup mati" seperti itu. Kita seperti terbiasa, menggolongkan bahwa hal-hal "tambahan" itu begitu mutlak perlu dalam hidup kita, seakan tanpa itu semua hidup kita akan berhenti.

Tidak bisa tidur karena harga saham melorot.

Marah karena mobil kita masuk bengkel.

Stress karena gak kebagian ticket premier 2012.

BT karena hari Senin.

Uring-uringan karena dimarahin boss.

Ngedumel karena pesawat delay.

Bunuh diri di Mall karena putus cinta.

Dendam karena ide kita diserobot teman kantor.

Memaki-maki keadaan karena gak jadi liburan ke Hongkong.

Bertengkar dengan rekan bisnis karena sebuah kesalahpahaman biasa.

Membatalkan umroh hanya karena Dude Herlino batal umroh (kallo yang ini mah..adegan film..Emak Ingin Naik Haji he..he..)

Dan lain sebagainya…

Padahal kalau dipikir-pikir, semua itu "tidak sampai" membuat kita demi anak istri menarik gerobak kesana-kemari. Atau "tidak sampai" menyeret kita untuk tidur dalam gerobak berselimutkan sampah-sampah yang akan dijual.

Atau bahkan lebih gila dari itu semua : melahirkan dalam gerobak !!

Sepertinya kita perlu mengubah pola pikir kita yang sudah sedemikian teracuni oleh "gemerlap" kesuksesan, persaingan dan keduniawian.

Menyisihkan waktu untuk sekedar menepi, agar lebih bersyukur dengan rejeki, pekerjaan dan hidup yang Sang Khaliq berikan kepada kita. Sehingga "hal-hal tambahan" itu dapat didudukkan dalam porsi yang lebih rendah atau bahkan jika terlalu membebani kenikmatan hidup, dapat dibuang saja kedalam gerobak sampah ! ***
--
KC. Gorontalo 162